Rabu, 27 Februari 2008

Bau Nyale

Semilir angin dan selembut pasir pantai Kaliantan mengantar aku lena dalam takjub
Sudah kuarungi samudera dan kurengkuh sebanyak mungkin penjelmaan mu
Aku bersorak dan menyumpah hanya untuk mencari wujud mu
Tersisa syair kayaq[1] yang semalam suntuk tak lekang didendangkan bebajang[2]

Terngiang masih para papuq[3] bercerita kisah dramatis mu
Aku mungkin adalah satu dari mereka yang menginginkan mu
Karena saking cintaku, bukan karena iri dan dengki, bukan…
Siapa yang sanggup menanggung dedare[4] pujaan hati direbut lari?

Setiap tahun aku selalu kembali ke pantai ini
Untuk memuja mu, untuk mengabadikan mu, untuk melumat mu
Sebagai bukti bahwa aku terune[5] tulen
Dingin malam, dalamnya samudera, tak urung niat untuk mencari mu

Aku dan mereka, kami para bebajang kembali berlomba untuk memikat mu
Kami hanya orang biasa, bukan raja pun bukan pangeran
Maafkan kami yang terkadang mengucap pepeq[6] karena mengharap mu
Berkah melimpah dibawa pulang untuk diri dan keluarga semata

Akhriyadi Sofian
24 Juli 2007



[1] Kayaq berarti pantun dalam bahasa Sasak
[2] Bebajang berarti remaja dalam bahasa Sasak
[3] Papuq berarti orang tua lanjut usia
[4] Dedare berarti gadis dalam bahasa Sasak
[5] Terune berarti pemuda
[6] Pepeq adalah alat kelamin wanita. Hal ini sering diserukan oleh penduduk laki-laki saat Bau Nyale.

Tidak ada komentar: